Kamis, 26 September 2013

Blogger Read more /menyingkat entri dihalaman home tes II

Read more test blogger/di blog gratisan Jalan-jalan lagi sama kamu gak pernah buat aku lelah apalagi bosan, jawaban dalam hatiku saat dia meminta untuk ditemani lari-lari diminggu pagi, degdegdug sebuah rasa yang mencandui logika seorang bocah aku. "mau ya temani lari pagi ! ", sambil menyorongkan sebuah minuman kaleng yang baru diambilnya dari lemari pendingin. "Besok aku ada acara festifal Kintamani ikut mau ?",ini awal obrolan panjang kami dimalam minggu musim kemarau tahun 1986. Setelah empat puluh kilo meter perjalanan bersepeda motor yang kami tempuh dalam waktu sekitar satu seperempat jam akhirnya pemandangan danau Batur dan hamparan kabut tipis yang menyelimutinya dapat kami nikmati, penduduk laki-laki yang lewat menggunakan ikat kepala khas adat dusun pulau dewata, kaum perempuannya menggunakan kebaya bali beberapa nampak sambil menyunggi susunan buah-buahan sebagai persembahan dalam acara adat di Pura Batur. hiasan bambu melengkung menjulang dipenuhi riasan janur berjajar di pinggiran jalan, beberapa bocah sebaya kami nampak menjajakan asesoris kerajinan tradisional mereka. Kecamatan Kintamani adalah bagian dari wilayah kabupaten Bangli yang wilayahnya tidak memiliki batas pantai, jadi merupakan sebuah kota ditengah-tengah pulau Bali yang kehidupan adatnya kental beraroma Hindu, spesialnya disinilah adat meletakkan jenasah tanpa dikubur dengan tidak menyebarkan aroma busuk dari jasad-jasad dan tulang belulang yang terkumpul, Desa Trunyan di kecamatan Kintamani inilah letaknya berada, Kabupaten Bangli juga merupakan satu-satunya yang mempunyai rumah sakit perawatan kejiwaan diantara kabupaten di Provinsi Bali. Cinta kecilku masih kedinginan, dapat kulihat beberapa kali dirapatkannya jaket pembungkus tubuhnya yang terbuka dibagian dadanya, ehm jadi terbayang konon wanita-wanita bali pada jaman dahulu sekitar tahun 1912 masih bertelanjang dada dalam menjalankan aktifitas hariannya. suara musik gamelan bali terdengar menghiasi indra telinga kami, sedikit sinar matahari yang mengintip malu-malu tak mengurangi dinginnya terpaan kabut dibukit Kintamani beberapa ekor anjing berkejaran menikmati indahnya kedamaian penduduk yang kabarnya terdiri dari pemeluk agama Hindu, Islam, dan agama yang dibawa dari china, konon raja pernah berjodoh dengan putri dari china dibuktikan dengan bangunan Pura Batur yang didominasi warna merah dengan patung naga sebagai pengawal dimuka pintunya. "kenapa senyum sendiri" tegurku ,"itu anak-anak anjingnya lucu-lucu"jawabnya sambil merapatkan duduknya padaku. Memang sudah terkenal anjing disini termasuk bagus dan digemari para pecinta anjing didalam negeri maupun luar negeri,Belanda, Itali, Francis dan negeri-negeri Eropa lainnya. Anjing Kintamani disebutnya, jenis yang berbulu panjang maupun jenis yang berbulu pendek memiliki kelebihan masing-masing, aku belum tahu dari mana asal mula peranakan anjing kintamani beasal, kalau pembaca tidak keberatan silahkan menambah informasinya dalam komentar. "tadi kamu cium aku ya",tanyaku ketika sadari kehangatan nafasnya menerpaku dan kecupan bibirnya menyentuh telingaku. "nggak sengaja kok ! ", dalihnya malu-malu. Sengaja atau tidak sengaja ini semua akan menjadi kenangan indah cinta kecilku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Inspirasi dan referensi pengembangan blog ini nununggu komentar anda.
Link ke posting ini / Buat sebuah Link